LAPAROSKOPI (LO) & SARAN HIDUP SEHAT
Pada bulan Desember
2015, Seiring saya mengikuti terapi kekentalan darah, saya berdiskusi dengan
suami terkait;
“Bagaimana program LO yang akan saya lakukan”
“siapa yang jaga saya
bila saya bedrest total 2WW bila mengikuti frozen embrio transfer (FET)”
“termasuk siapa yang
masak dan belanja?” karena saya tidak pernah percaya dengan ART yang menginap,
dan mencari yang pulangpun yang bisa masak tidak mudah.
“Bagaimana rencana kehidupan
kami kedepan yaitu pekerjaan saya yang juga cukup membuat saya terlalu sibuk,
stress kerja dan kelelahan." ya….dengan beberapa pertimbangan matang akhirnya
saya dan suami sepakat saya resign dari pekerjaan.
Berat rasanya
melepaskan pekerjaan dimana saya sedang berada di puncak karir menjadi salah
satu seorang pucuk pimpinan yang dipercayakan kepada saya di salah satu Rumah
Sakit Swasta di Jakarta. Saya berdoa dan memohon kekuatan Tuhan untuk
menyerahkan segala kekhawatiran saya kepada-Nya apabila saya tidak bekerja.
Pada akhirnya saya
berfikir bahwa “usia saya tidak dapat beli kembali terutama kesuburan, tetapi karir dan
rejeki kami masih bisa cari dan bangun kembali, biarlah rencana Tuhan yang jadi atas kami, dan saya percaya bahwa Tuhan
tidak akan membiarkan umatnya kesusahan/kekurangan dan pasti akan ada rejeki
lain”.
Saya dan suami fix
per-Januari 2016 saya tidak bekerja. Saya juga menyiapkan fisik dan materi
untuk laparoskopi sesuai anjuran dokter kandungan saya. Dan akhirnya saya
mendaftarkan diri ke RSIA Bunda pertengahan Desember 2015 untuk melakukan
tindakan minimal invasive laparoskopi.
Mengapa
harus di RSIA Bunda?
Apakah
bagus?
Jaraknya
kan dari rumah di bekasi ke Jakarta cukup jauh!
Kan ada
asuransi kenapa tidak dilakukan di RS yang bekerjasama dengan asuransi yang
ada?
(itu pertanyaan yang
muncul dari beberapa orang terdekat)
Jawaban
saya:
karena tindakan di RSIA Bunda laparoskopi dilakukan oleh 2 orang dokter yang
ahli dibidangnya dengan salah satu alasannya untuk menghindari kelelahan dalam
tindakan apabila ada hal penyulit. Laparoskopi di RSIA Bunda pun sangat
terkenal akan keberhasilannya baik robotic surgery atau tidak dengan tindakan
yang dilakukan dokter hingga area sekitar rahim bersih dari penyulit yang
menghambat untuk hamil. Saya pernah membaca di beberapa website bila tidak
bersih atau factor lain bisa menyebabkan perlengketan di organ lain yang bisa
membuat berulang kali operasi.
Di
RSIA Bunda saya juga boleh request pasangan
dari dokter obgyn saya yang melakukan tindakan yaitu pilihan saya jatuh ke dr.
Ivan Sini. Saya tidak menggunakan asuransi saya di RS lain seperti alasan saya
diatas dan akhirnya saya bayar menjadi pasien umum. O ya satu lagi, perawatnya
ramah dan baik.
28 Desember 2015:
Saya bertemu dokter
anestesi dengan membawa seluruh hasil pemeriksaan darah terakhir, kemudian
dokter memberikan edukasi terkait prosedur anestesi.
04 Januari 2016:
Tibanya hari dimana
saya harus laparoskopi pada pukul 06.00 WIB dengan dokter yang melakukan
tindakan yaitu dr. Irham Suhaemi (Operator 1) dan dr. Ivan Sini (Operator 2).
Selama proses LO
berlangsung dalam kondisi saya tidak sadar, tiba-tiba perawat memanggil suami
saya untuk bertemu dengan dokter. Saat itu suami saya sangat panik kalau-kalau
saya lewat dimeja operasi.
Dokter
Irham menjelaskan dengan detail sambil menunjuk layar monitor yang intinya
bahwa kondisi rahim saya bagus dan bersih, tetapi saluran tuba saya sudah rusak
keduanya akibat adanya infeksi dan bukan kista, tidak baik bagi embrio apabila
dipertahankan dengan konsekuensi saya tidak dapat hamil dengan cara alami.
Untuk itu dr. Irham meminta ijin suami, apakah saluran tuba saya sebaiknya
diijinkan diangkat atau tidak? dr. Ivan pun menjelaskan apabila tidak diangkat
nantinya nanah dari infeksi tersebut akan memakan embrio.
Suami saya mengatakan
untuk meminta waktu beberapa menit untuk bisa mengambil keputusan dengan
meminta persetujuan atau pertimbangan dari orang tua saya juga mertua yang
disertai Doa tentunya. Dokter memberikan waktu tidak lama sambil dokter
membersihkan area rahim saya dan rongga perut dimana terdapat lemak hingga hati
(saya juga heran sih, itu lemak apa akibat saya doyan maka gorengan atau apa,
karena berat badan saya juga gak besar hehehe).
Setelah meminta ijin
orang tua saya, suami saya menemui dokter kembali dan mengatakan lakukan yang
terbaik dok, dan suami saya meminta agar dr. Irham menyembunyikan hal ini dari
saya karena suami saya tidak mau melihat saya bersedih, shock atau menyalahkan
dia akan keputusan yang dia sudah ambil. Kemudian dokter mengangkat kedua
saluran tuba saya.
Setelah saya sadar, saya
sudah menggunakan kateter urine, dengan 4 sayatan kecil di perut saya. Saat dokter
visit, dokter tidak menjelaskan terkait tuba saya tetapi mengatakan kita tunggu
hasil patologi anatomi ya lid karena jaringan dan cairan saya sudah kirim untuk
diperiksa infeksi apa penyebabnya dan apakah membahayakan.
Beberapa hari setelah
tindakan, saya kontrol luka operasi juga ganti balutan oleh dokter. Saat saya
masih dirapihkan perawat dan merapihkan pakaian saya sempat mendengar bisikan
antara suami saya dan dokter terkait rahasia mereka saat saya LO yang intinya
dokter mau saya tau kondisi sebenarnya agar tidak kaget.
Akhirnya saya
dijelaskan oleh dokter apa yang ditemukan dan tindakan apa yang dilakukan
dokter saat saya LO. Tanpa menangis dan berkecil hati saya katakan…..
“saya
sudah pasrah dok sebelum saya tindakan, bila itu yang terbaik buat saya tidak
apa-apa karena saya yakin Tuhan akan memberikan saya anak dari kandungan saya dengan
cara yang lain untuk itu Tuhan memberi saya embrio yang disimpan cukup banyak
yaitu masih tersimpan 8 embrio (calon buah hati kami)”, kemudian suami saya
memegang tangan saya dan dokter pun menguatkan saya untuk lebih semangat.
Sebagai manusia biasa pasti ada kecewa dan sempat bertanya….
“kenapa
Tuhan??!! kemarin saya diberikan cobaan gagal IVF, ada kekentalan darah, dan
sekarang seperti ini saya tidak memiliki saluran tuba? Tetapi disaat tenang, hati
kecil saya yang lain berkata Tuhan Engkau amat sangat baik bagi saya, Tuhan
ingin saya siapkan tubuh saya dengan sehat untuk menyambut bayi dalam rahim
saya melalui cara-Nya dengan menunjukkan satu persatu apa yang mesti dibereskan
juga pola hidup saya, dan saya semakin berserah biar kehendak Tuhan yang jadi
bila Tuhan katakan Ya”.
Hasil patologi
anatomi saya diharuskan untuk konsumsi obat infeksi selama 6 bulan untuk
mematikan kuman tersebut, selama waktu tersebut saya tidak boleh melakukan
transfer embrio karena akan membahayakan janin nantinya.
Dari sejak saya
resign, saya berkomitmen untuk memperbaiki gaya hidup saya menjadi lebih sehat
demi mendukung keberhasilan FET setelah mengkonsumsi obat infeksi tersebut,
dalam hal ini:
- Refreshing bersama
suami (menyegarkan pikiran, dan kami selalu ada list kemana kami akan pergi
hehehe *indahnya punya pasangan hobby sama “traveling”)
- Rutin olahraga untuk
perlancar peredaran darah dan bonusnya berat badan saya kembali sesuai
proporsi,
- Mengganti nasi putih
ke nasi merah untuk menjaga berat badan saya (karena berat badan akan
mempengaruhi hormon kesuburan),
- Hindari fast food
& junk food,
- Hindari makanan
mentah atau setenga matang,
- Minyak goreng saya
ganti dengan minyak jagung,
- Rajin makan buah
(disetiap sela jam makan pagi, siang, dan malam),
- Mix Jus sarapan pagi
setelah konsumsi air putih (granola/oatmeal mix ke beberapa buah dengan taburan
chia seeds, kalau kurang manis saya tambahkan madu organic yaitu madu uraw),
- Masak di rumah untuk
menghindari vetsin dan pengawet makanan, kalaupun makan di luar selalu berpesan
untuk tidak ditambahkan vetsin/penyedap,
- Stop coklat, kopi, teh, soda,
- Sementara tidak makan yang mengantung kacang kedelai,
- Stop coklat, kopi, teh, soda,
- Sementara tidak makan yang mengantung kacang kedelai,
- Akupuntur,
- Mengikuti aturan
pantangan hematologist (bila ada kekentalan darah),
- Mengganti toiletries
(sabun muka, pasta gigi, sabun badan, hand body lotion, shampoo, conditioner,
pelembab rambut) dan make up ke organic/natural untuk menghindari bahan kimiawi
yang juga mempengaruhi kesehatan terutama kesuburan.
(next saya akan postingkan juga ya apa
saja yang saya gunakan hehehe tapi bukan krn say di endorse lhoo hehehe J),
- Konsumsi susu protein
tinggi 2x sehari (peptisol/ensure),
- Konsumsi putih telur
ayam kampung minimal 6,
- Jemuran matahari
pagi,
- Rajin makan ikan.
-
Minum minimal 2 liter/hari.
- Istirahat
cukup.
Siang mba lidya. Mba terimakasi ada pencerahan. Aku udah 2x ET dan 2x FET di Yasmin Kencana, Cipto. Saluran 1 dipotong dan 1rusak dokter ku ga saranin dilaparoskopi. Katanya saluran ku dibersihin klo pas lahiran aja. Tp kehamilanku cuma 1bulan 1minggu aja.
BalasHapusAku next mau program di Morula, mba dengan dokter siapa mba? Dokternya milih atau disesuain mba?
Aku mba ET gagal, laparoskopi dlu, lanjut FET ya. LO dengan dokter irham dan ivan. Yg pegang ET dan FET dokter siapa mba? Mohon infonya ya mba
Luar biasa oerjuangannya mbk..sy juga sdng berjuang dg ivf mbk..
BalasHapusnice sharing kak
BalasHapuspertumbuhan anak kucing
Biaya untuk laparoskopi brpa mbak
BalasHapusMba.. Saya mau tanya minum obat pasca LO itu apa karena infeksi clamida atau apa mba??
BalasHapus